JAKARTA, MO - Disinyalir karena terlalu banyak meminum minuman keras (Miras) yang berakibat mabuk, salah satu oknum anggota kepolisian Polres Tapanuli Utara mengamuk dan melakukan aksi sok jagoan di dalam Cafe Lutte Tarutung pada Selasa, 21 April 2023 yang lalu, dimana aksi yang dilakukannya terpantau oleh rekaman kamera CCTV yang ada di Cafe Lutte Tarutung tersebut. Selasa, (2/5/2023).
Sikap arogansi dan sok jagoan dengan mengamuk yang dilakukan oleh salah seorang oknum kepolisian Polres Tapanuli Utara berinisial SP ini, sempat membuat panik para pengunjung Cafe Lutte yang berada di lokasi dan tengah menikmati suasana hiburan malam.
Hal tersebut diutarakan oleh Kuasa Hukum dari pihak Cafe Lutte, Ranto Taripar Hotma Lumbang Tobing, SH & Partner pada Awal Media saat di jumpai di Kantor Pusatnya pada (02/05/2023), dirinya menceritakan tentang kronologi awal kejadian tersebut, bahwa oknum anggota kepolisian Polres Tapanuli Utara yang di ketahui berinisial SP itu datang bersama dua orang temannya, kemudian mabok dan mengamuk di dalam Cafe Lutte, tak terima miras di jual bukan dengan harga Pabrik.
"Awalnya oknum polisi SP ini datang bersama dua temannya, kemudian memesan 2 botol bir seharga Rp. 170.000. (seratus tujuh puluh ribu rupiah) langsung dibayar lunas. Setelah itu, oknum polisi berinisial SP ini memesan lagi minuman Vibe dengan harga Rp. 900.000 (sembilan ratus ribu rupiah). Ketika diberitahu oleh kasir harganya Rp. 900.000, ternyata oknum polisi SP ini keberatan dengan harga Rp. 900.000 karena menurutnya, harga Vibe dari pabrik hanya Rp. 350.000 (tiga ratus lima puluh ribu rupiah) dia ingin membayar dengan harga sesuai harga pabrik," ungkap Ranto bercerita.
Lanjutnya, "Terus kasir mengatakan tidak bisa bang, lalu oknum polisi SP ini langsung marah ke kasir dan memukul meja kasir serta membentak kasir agar memberikan minuman Vibe tersebut dengan harga Rp. 350.000. Karena tidak diberikan oleh kasir oknum polisi SP ini semakin marah sembari mengucapkan kata kotor dengan kata-kata anj**g dan buj*ng lagaknya kayak bos geng preman sambo," tandasnya.
"Bahkan terlihat jelas dari CCTV, oknum polisi SP ini sekalipun sudah di lerai oleh salah satu temannya tapi si oknum polisi SP ini tak menggubris. Justru semakin ganas sampai-sampai dia merusak fasilitas Cafe dan memukul salah satu karyawan Cafe Lutte sembari mengancam dan memaki-maki dengan bahasa batak," tegas Ranto yang akrab disapa bang Tobing kepada Awak Media.
"Atas kejadian tersebut, kami selaku Kuasa Hukum dari Cafe Lutte Tarutung telah membuat laporan ke Propam Polda Sumater Utara, pada Kamis, 23 April 2023 yang lalu yang diterima langsung oleh Kompol R. Naibaho dan tembusannya langsung ke Mabes Polri," pungkas Kuasa Hukum dari pihak Cafe Lutte, Ranto Taripar Hotma Lumbang Tobing, SH.
Menilik akan peristiwa tersebut, diduga sang oknum Polisi tersebut menganggap Cafe Lutte telah mengikuti system tender melalui LPSE pada Pemda dengan program E-Catalog, sehingga di wajibkan menjual produk dengan "Harga Pabrik"
Sementara sampai berita ini di turunkan pihak Polres Tapanuli Utara belum dapat di konfirmasi Awak Media.
(Red) MO
Tidak ada komentar:
Posting Komentar