JAWA TENGAH, WONOGIRI, MO - Fenomena alam angin Puting Beliung muncul di wilayah Waduk Gajah Mungkur Kab. Wonogiri, Pada tanggal 20 Januari 2021 sekitar pukul 16.00 WIB, namun ada juga yang menyebut fenomena alam ini bukanlah puting beliung, melainkan "Waterspout,"(21/1/2121).
Sementara (Wadhuk
Gajah Mungkur) adalah sebuah waduk yang terletak
6 km di selatan Kota/ kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa
Tengah. Perairan danau buatan ini dibuat dengan membendung sungai
terpanjang di pulau Jawa yaitu sungai Bengawan Solo. Dinamakan
Gajah Mungkur, karena lokasinya yang tak jauh dari Pegunungan Gajah Mungkur
disebelah barat waduk. Luas Daerah Tangkapan Air (DTA) waduk ini
mencapai 1.350 Km dengan pintu masuk melalui beberapa sungai besar
yaitu Bengawan Solo, Sungai Kaduang, Sungai Tirtomoyo, Sungai Parangjoho,
Sungai Temon, dan Sungai Posong. Luas genangan maksimum Waduk Gajah Mungkur
adalah 8.800 Hektar mencangkup 7(Tujuh) kecamatan yaitu Kecamatan
Wonogiri, Ngadirojo, Nguntoronadi, Baturetno, Giriwoyo,
Eromoko, Kecamatan Wuryantoro. Sedangkan
bangunan bendungan berada di Desa Pokoh Kidul, Kecamatan
Wonogiri.
Dalam
keterangan beberapa pihak, Waterspout adalah semacam pusaran kuat yg bentuknya
mirip corong air, biasanya muncul dari dasar awan bentuk kumulus atau
komulonimbus diatas perairan, bentuknya hampir seperti tornado kecil juga.
Fenomena ini terjadi diatas perairan yang alami pemanasan kuat dan penguapan
yang super tinggi.
Sedangkan
menurut Ahmad Yani (UPT BMKG) Semarang, "Waterspout adalah angin puting
beliung yang berada di atas permukaan air (dapat berupa danau maupun laut).
Waterspout terhubung dengan beberapa awan, seperti cumulus congestus,
Cumuliform dan Cumulonimbus," Terangnya.
Berdasarkan
pantauan dari Citra Satelit dan Radar, Ahmad Yani (UPT BMKG) Semarang,
menyatakan telah mengeluarkan Peringatan Dini Cuaca Ekstrim dari Pukul 13.50
WIB dan telah di update pukul 16.25 WIB dan Wonogiri termasuk salah satu
wilayah yang masuk dalam Peringatan dini tersebut.
Dalam
keterangan Analisis BMKG Semarang sementara, Ahmad Yani memaparkan,
bahwa," Analisis kondisi dinamika atmosfer menunjukkan adanya
sirkulasi siklonik di selatan Indonesia yang memicu terbentuknya belokan angin
dan pertemuan angin di wilayah Jawa Tengah. Kondisi tersebut didukung
dengan masa udara yang labil serta kelembapan udara yang cukup tinggi
dari lapisan bawah hingga lapisan atas sehingga mendukung proses pembentukan
awan hujan di Jawa Tengah, khususnya wilayah Wonogiri,"Paparnya.
Lanjut Ahmad
Yani,"Indeks ENSO di NINO 3.4: -0.90 yang dapat mempengaruhi peningkatan
hujan di wilayah Indonesia. Selain itu fenomena MJO aktif tetapi tidak cukup
berkontribusi terhadap proses pembentukan awan hujan di wilayah
Indonesia,"Pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar